27.8.12

Pesawat Sederhana Kelas VIII SMP

contoh soal dan pembahasan jawaban pesawat sederhana, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup katrol, bidang miring, dan pengungkit atau tuas, besar gaya / kuasa dan beban.




Soal No. 1
Seorang pekerja hendak menaikkan sebuah almari besi ke bak belakang truk dengan menggunakan bidang miring seperti gambar di atas. Jika massa almari 120 kg, dan percepatan gravitasi 10 m/s2, tentukan:
a) gaya minimal yang diperlukan pekerja untuk menaikkan almari
b) keuntungan mekanik bidang miring

Pembahasan
a) gaya minimal yang diperlukan pekerja untuk menaikkan almari
F = h/S x W
dimana
h = tinggi bidang miring
S = panjang sisi miring
W = berat beban (Newton)

Temukan berat almari lebih dulu W = m x g = 120 x 10 = 1200 N
Sehingga
F = h/S x W
F = 1/2 x 1200 = 600 Newton

b) keuntungan mekanik bidang miring
KM = W/F = 1200/600 = 2
atau bisa juga
KM = S/h = 2/1 = 2

Soal No. 2
Cermati gambar bidang miring berikut ini.



Jika besar gaya F dalah 60 Newton, tentukan:
a) keuntungan mekanik bidang miring
b) berat beban

Pembahasan
a) keuntungan mekanik bidang miring
KM = S/h
S belum diketahui, temukan dengan phytagoras

S =√(42 + 32) = √25 = 5 meter

sehingga

KM = 5/3 = 1,67

b) berat beban
W = KM x F = 60 x 5/3 = 100 Newton

Soal No. 3
Seorang anak memodifikasi sebuah katrol dan bidang miring untuk menaikkan sebuah balok seperti terlihat pada gambar berikut



Tentukan:
a) gaya yang diperlukan anak untuk menaikkan balok
b) keuntungan mekanik sistem katrol dan bidang miring

Pembahasan
a) gaya yang diperlukan anak untuk menaikkan balok
F = h/S x W
F = 3/5 x 1200 = 720 Newton

Gaya F kemudian dibagi ke dua buah tali, satu dipegang anak dan satu lagi terikat pada tonggak, sehingga F untuk anak saja adalah:
Fanak = F : 2 =720 : 2 = 360 Newton

b) keuntungan mekanik sistem katrol dan bidang miring
KM = W : Fanak = 1200 : 360 = 3,33

Soal No. 4
Seorang pekerja pada bangunan menaikkan pasir dengan cara seperti terlihat pada gambar berikut:




Tentukan gaya yang dikeluarkan oleh pekerja untuk beban seberat 50 N, dan keuntungan mekanik dari katrol!

Pembahasan
Katrol tetap seperti gambar diatas mempunyai KM = 1, sehingga
F = W
F = 50 N
Keterangan : Kalo gaya yang diperlukan sama saja dengan berat benda yang diangkat,  lantas dimana untungnya menggunakan katrol tetap? Katrol tetap seperti gambar diatas berfungsi untuk mengubah arah gaya, sehingga beban bisa naik ke atas dengan tarikan ke arah bawah. Di lapangan,  menarik beban ke arah bawah melalui katrol terasa lebih mudah dari menarik beban langsung ke arah atas.

Soal No. 5
Sistem katrol digunakan pada suatu proyek bangunan seperti gambar berikut



Tentukan gaya yang diperlukan untuk menaikkan beban seberat 120 Newton!

Pembahasan
Perhatikan beban (katrol warna merah), 2 tali yang menariknya, sehingga
F = W : 2 = 120 : 2 = 60 Newton

Soal No. 6
Seorang anak sedang mengungkit sebuah batu.



Tentukan gaya yang diperlukan anak!

Pembahasan
Rumus untuk pengungkit atau tuas:

F x Lk = W x Lb

Dimana:
Lk = panjang lengan kuasa atau lengan gaya, dihitung dari titik kerja gaya ke tumpu
Lb = panjang lengan beban, dihitung dari titik beban hingga tumpu

sehingga:

F x Lk = W x Lb

F x 180 = 360 x 20
F = 40 Newton

Soal No. 7
Perhatikan tuas di bawah ini.



Untuk menahan beban 600 Newton agar berada pada posisi seimbang, tentukan besar gaya F yang harus diberikan!

Pembahasan
Data dari soal:
Lb = 1/2 meter
Lk = 2 meter, perhatikan bukan  1 1/2 meter

F x Lk = W x Lb
F x (2) = 600 x (1/2)
F = 150 Newton

Soal No. 8
Lihat gambar disamping!



Berapakah gaya yang diperlukan untuyk menarik beban?
A. 10
B. 20 N
C. 30 N
D. 40 N
(Sumber soal: EBTANAS SMP Tahun 1995)

Pembahasan
Perhatikan katrol warna merah tepat di atas beban, ada 3 tali yang menarik beban, sehingga
F = W : 3
F = 60 : 3
F = 20 Newton

Soal No. 9
Perhatikan gambar di samping!



Besar kuasa (F) adalah....
A. 200 N
B. 250 N
C. 500 N
D. 2000 N
(Sumber soal: EBTANAS SMP Tahun 1994-Modificated)

Pembahasan
F x Lk = W x Lb
F x (2) = 1000 x (0,5)
F = 500 : 2 = 250 Newton

16.8.12

Kemagnetan 9 SMP

Belajar Kemagnetan, Contoh soal dan pembahasan fisika Kelas 9 SMP (IX) mencakup sifat-sifat bahan magnet, cara membuat magnet dan menghilangkan sifat kemagnetan dan  menentukan kutub-kutub magnet dari beberapa cara membuat magnet akan didiskusikan melalui  metode soal dan penyelesaian.

Soal no. 1
1. Jelaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan kemagnetan berikut ini:
a) ferromagnetik
b) diamagnetik
c) paramagnetik
Alternatif Jawaban
a) ferromagnetik
Ferromagnetik adalah bahan-bahan atau material yang ditarik dengan kuat jika didekatkan pada sebuah magnet.
b) diamagnetik
Diamagnetik adalah bahan atau material yang hampir-hampir tidak dapat ditarik sama sekali oleh magnet.
c) paramagnetik
Paramagnetik adalah material atau bahan yang ditarik lemah jika dekatkan sebuah magnet.

Soal no. 2
Sebutkan beberapa cara yang biasa digunakan untuk membuat magnet tanpa penjelasan!

Alternatif Jawaban
Cara-cara untuk membuat magnet:
-dengan penggosokan
-dengan induksi kemagnetan
-dengan memotong sebuah magnet
-dengan arus listrik / elektromagnet

Soal no. 3
Amir memiliki sebuah magnet batang yang cukup panjang. Dia ingin memotong magnet tersebut menjadi dua bagian. Bantu si Amir ini untuk menentukan kutub-kutub magnet baru yang dihasilkan dari proses pemotongan tadi!

Gambar magnet yang dipotong menjadi dua bagian

Alternatif Jawaban
Pemotongan sebuah magnet akan memberikan hasil kutub-kutub yang sama dengan magnet induknya, lebih jelasnya :
A→ Utara
B→ Selatan
C→ Utara
D→ Selatan

Soal no. 4
Budi meminjam magnet dari Amir untuk menggosok baja yang dimilikinya agar menjadi sebuah magnet batang. Arah penggosokan yang dilakukan Budi seperti ilustrasi gambar berikut! Bantu si Budi menentukan kutub-kutub magnet yang dihasilkan dari proses menggosok tadi!



Alternatif Jawaban
Kutub-kutub baru hasil penggosokan dengan sebuah magnet batang ditentukan dengan aturan berikut:
Ujung yang terakhir kena gosok, akan berlawanan kutub dengan kutub penggosoknya, terlihat pada gambar yang terakhir digosok adalah ujung Q, dimana penggosoknya adalah kutub S, sehingga ujung Q akan menjadi kutub U, tentu saja ujung P menjadi kutub S.

Soal no. 5
Charli meminjam sebuah magnet batang yang cukup kuat dari Budi. Beberapa hari kemudian magnet tersebut tidak bisa lagi digunakan untuk menarik benda-benda dari logam seperti besi, cobalt maupun nikel. Perkirakan apa yang telah dilakukan Charlie terhadap magnet si Budi!

Alternatif Jawaban
Besi (Fe), cobalt (Co) dan nikel (Ni) adalah contoh bahan ferromagnetik, yang seharusnya ditarik dengan kuat oleh sebuah magnet. Kesimpulannya adalah magnet tersebut telah kehilangan sifat-sifat kemagnetannya. Sebuah magnet dapat kehilangan sifat kemagnetannya jika menerima salah satu dari perlakuan-perlakuan berikut:
a) dipukul-pukul dengan keras
b) dibakar
c) penggosokan ulang yang tidak sempurna
d) dijatuhkan berulang-ulang
e) dialiri arus listrik bolak-balik (listrik AC)

Soal no. 6
Perhatikan gambar!

Paku diinduksi oleh sebuah magnet batang

Kedua paku ini menjadi magnet batang setelah didekatkan dengan magnet, maka kutub-kutub paku AB dan paku CD adalah....UN 2009 P12
A. A = selatan, B = Utara, C = Selatan, D = Selatan
B. A = Utara, B = Selaan, C = Utara, D = Selatan
C. A = Selatan, B = Utara, C = Utara, D = Selatan
D. A = Utara, B = Selatan, C = Selatan, D = Utara

Alternatif Jawaban
A = Utara
B = Selatan
C = Utara
D = Selatan

Listrik Dinamis Kelas 9 SMP - Part 2

Soal No. 13
Berikut ini adalah sebuah rangkaian listrik sederhana yang terdiri sebuah baterai sebagai sumber tegangan listrik ε dan sebuah beban resistor R.



Jika ε adalah 12 volt dan R adalah 3 Ω tentukan:
a) kuat arus yang mengalir
b) jumlah muatan yang mengalir dalam 1 menit
Pembahasan
a) kuat arus yang mengalir
Untuk rangkaian sederhana seperti di atas cukup gunakan:
I = ε / R
I = 12 / 3
I = 4 A

b) jumlah muatan yang mengalir dalam 1 menit

Q = I x t
Q = 4 A x 60 detik
Q = 240 Coulomb

Soal No. 14
Sebuah rangkaian terdiri dari sebuah sumber tegangan dan sebuah hambatan seperti ditunjukan gambar berikut!



Tentukan:
a) kuat arus I
b) tegangan jepit AB

Pembahasan
a) Berbeda dengan nomor 14, soal ini pada baterai terdapat hambatan dalam yaitu r, sehingga untuk mencari kuat arus rangkaian

I = ε / R + r
I = 12 / (8,5 + 0,5)
I = 12 / 9
I = 4/3 Ampere

b) Tegangan antara titik A dan B bisa ditemukan melalui 2 cara, yaitu
pertama VAB = I x R = (4/3) x 8,5 = 11,33 volt
kedua VAB = ε − I x r = 12 − (4/3)x(0,5) = 11,33 volt

Soal No. 15
Sebuah rangkaian listrik arus searah terdiri dari sebuah baterai 12 volt, dan tiga buah hambatan masing-masing:
R1 = 40 Ω
R2 = 60 Ω
R3 = 6 Ω



Tentukan:
a) hambatan total pada rangkaian
b) kuat arus rangkaian (I)
c) kuat arus pada hambatan R1
d) kuat arus pada hambatan R2
e) apakah Itotal, I1 dan I2 memenuhi hukum kirchoff arus?

Pembahasan
a) seperti nomor 12, adik akan mendapatkan jawaban Rtotal= 30 Ω
b) Kuat arus rangkaian
I = 12 volt / 30 Ω
I = 0,4 A
c) kuat arus pada hambatan R1
I1 = Itotal x (R2 / (R1 + R2)
I1 = 0,4 x (60 / (40 + 60)
I1 = 0,4 x (60 / (100) = 0,24 A
d) kuat arus pada hambatan R2 I2 = Itotal x (R1 / (R1 + R2) I2 = 0,4 x (40 / (40 + 60)
I2 = 0,4 x (40 / (100) = 0,16 A
e) apakah Itotal, I1 dan I2 memenuhi hukum kirchoff arus?
Menurut hukum kirchoff arus,
ΣImasuk = ΣIkeluar
Jadi jumlah I1 dan I2 harus sama dengan Itotal = 0,4 A
Itotal = I1 + I2
Itotal = 0,24 + 0,16 = 0,40 A, sesuai hasil perhitungan point b diatas.

Soal No. 16
Sebuah lampu dipasang pada tegangan 220 volt dan menghasilkan kuat arus listrik sebesar 0,25 A. Tentukan :
a) daya lampu
b) energi yang digunakan lampu dalam 12 jam

Pembahasan
Rumus daya listrik:
P = V x I
a) daya lampu
P = V x I = 220 x 0,25 = 55 watt

b) energi dalam 12 jam = 12 x 60 x 60 detik = 43200 detik
W = P x t = 55 x 43200 = 2376000 Joule

Soal No. 17
Budi membeli lampu bertuliskan 220 volt, 100 watt, perkirakan hambatan yang dimiliki lampu tersebut!

Pembahasan
Mencari hambatan dari daya lampu yang diketahui:
P = V2/ R
R = V2/ P
R = 2202 / 100
R = 484 Ω

Soal No. 18
Anto membeli lampu dengan spesifikasi 220 volt, 100 watt. Jika lampu dipasang Anto pada tegangan 110 volt, berapakah daya lampu saat menyala?

Pembahasan
Hambatan lampu saat dipasang pada tegangan 220 volt maupun 110 adalah tetap
R2 = R1
V22/ P2 = V12/ P1
P2 = (V1/V2)2 x P1
P2 = (110/220) 2 x 100 = 1/4 x 100 watt = 25 watt

Soal No. 19
Pemanas air dengan spesifikasi 200 watt digunakan untuk memasak air bersuhu 30°C sebanyak 0,5 kg. Jika kalor jenis air adalah 4200 J/kg°C tentukan berapa lama waktu yang diperlukan hingga air mencapai suhu 100°C !

Pembahasan
Energi listrik diubah menjadi kalor untuk memanaskan air
Data soal:
P = 200 watt
Δ T = 100 − 30 = 70 °C
m = 0,5 kg
c = 4200 J/kg°C
t = ..........

P x t = m x c x ΔT
200 x t = 0,5 x 4200 x 70
t = 147000 / 200
t = 735 detik
t = 735 / 60 menit = 12,25 menit

Soal No. 20
Sebuah rumah memasang 5 lampu 20 watt dan menyala 12 jam sehari, 2 lampu 60 watt menyala 5 jam sehari, sebuah kulkas 125 watt menyala 24 jam sehari, pesawat TV 200 watt menyala 6 jam sehari dan sebuah setrika listrik 250 watt yang dipakai 2 jam sehari. Jika tarif listrik adalah Rp 750 / kwh, perkirakan biaya listrik rumah tersebut dalam satu hari, satu minggu (7 hari) dan satu bulan (30 hari)!

Pembahasan
Cara menghitung tarif listrik :
Pola:
(watt alat)x(jumlah alat)x(lama pemakaian)

Lampu → 20 watt x 5 x 12 jam = 1200 wh
Lampu → 60 watt x 2 x 5 jam = 600 wh
Kulkas → 125 watt x 1 x 24 jam = 3000 wh
TV 200 → watt x 1 x 6 jam = 1200 wh
Setrika → 250 watt x `1 x 2 jam = 500 wh
---------------------------------------- +
Energi dipakai dalam sehari = 6500 wh = 6,5 kwh
Tarif listrik dalam satu hari = Rp 750 x 6,5 = Rp 4875
Tarif listrik dalam satu minggu = Rp 4875 x 7 = Rp 34125
Tarif listrik dalam satu bulan =Rp 4875 x 30 = 146250

Listrik Dinamis Kelas 9 SMP - Part 1

contoh soal dan pembahasan jawaban listrik dinamis arus searah, materi fisika SMP Kelas 9 (IX), 3 SMP tercakup menentukan kuat arus dari muatan dan waktu, menentukan jumlah elektron yang mengalir, hambat jenis kawat, pemasangan ampermeter dan voltmeter pada suatu rangkaian listrik, hukum Ohm, Kirchoff, menentukan hambatan pengganti atau hambatan total untuk rangkaian  seri, paralel dan campuran, menentukan daya dan energi listrik, serta menghitung tarif listrik.

Soal No. 1
Dalam waktu dua menit arus listrik sebesar 2 A mengalir sepanjang kawat penghantar. Tentukan:
a) muatan yang berpindah
b) jumlah elektron

Pembahasan
Hubungan kuat arus listrik, muatan listrik dan waktu adalah:

I = Q / t
Q = I x t

Dengan demikian :
a) Q = I x t
Q = 2 x 120
Q = 240 Coulomb

b) menentukan jumlah elektron dalam muatan
n = Q/Qe
dimana:
n = jumlah elektron

Qe = muatan satu elektron (1,6 x 10−19 Coulomb)
Q = muatan yang akan dihitung jumlah elektronnya

sehingga:

n = Q/Qe
n = 240 / (1,6 x 10−19)
n = 150 x 1019
n = 1,5 x 1021 buah elektron

Soal No. 5
Sebuah kawat penghantar memiliki panjang L dan luas penampang A dan memiliki hambatan sebesar 120 Ω. Jika kawat dengan bahan yang sama memiliki panjang 2 L dan luas penampang 3 A, tentukan hambatan kawat kedua ini!

Pembahasan
Rumus untuk menghitung hambatan suatu kawat penghantar adalah:

R = ρL/ A

dimana
R = hambatan kawat (Ω)
L = panjang kawat (m)
A = luas penampang kawat (m2)
ρ = hambat jenis kawat

Kawat yang berbahan sama memiliki hambat jenis yang sama, sehingga
R2 / R1 = (L2/A2) / (L1/A1)

R2 = (L2/L1) x (A1/A2) x R1
R2 = (2L/L) x (A/3A) x 120
R2 = (2/1) x(1/3)
R2 = (2/3)  x 120 = 80 Ω

Soal No. 2
Muatan sebesar 360 C mengalir dalam dua menit dalam suatu rangkaian. Tentukan Kuat arus rangkaian listrik tersebut!

Pembahasan
I = Q/t
I = 360 coulomb / 120 sekon
I = 3 Ampere

Soal No. 3
Konversikan satuan berikut:
a) 5 μ C = ........C
b) 100 mC = .........C
c) 5000 nC = .........C


Pembahasan
a) 5 μC = 5 x 10−6 = 0,000005 C
b) 100 mC = 100 x 10−3 = 0,1 C
c) 5000 nC = 5000 x 10−9 = 5 x 10−6 = 0,000005 C

Soal No. 4
Konversikan satuan berikut :
a) 5 kΩ = ....... Ω
b) 0,3 kΩ = .....Ω
c) 5 MΩ = .........Ω

Pembahasan
a) 5 kΩ = 5 x 1000 = 5000 Ω
b) 0,3 kΩ = 0,3 x 1000 = 300 Ω
c) 5 MΩ = 5 x 1000000 = 5000000 Ω

Soal No. 6
Sebuah kawat penghantar dengan panjang 10 meter memiliki hambatan sebesar 100 Ω Jika kawat dipotong menjadi 4 bagian yang sama panjang, tentukan hambatan yang dimiliki oleh masing-masing potongan kawat!

Pembahasan
Data dari soal:
L1 = L
L2 = 1/2 L
A1 = A2
R1 = 100 Ω

R2 / R1 = (L2/L1) x R1

(luas penampang dan hambat jenis kedua kawat adalah sama!!)

R2 = ( 0,5 L / L) x 100 Ω:
R2 = 50 Ω


Soal No. 7
Ubah satuan berikut:
a) 300 mA = .........A
b) 12 mA = ..........A

Pembahasan
a) 300 mA = 300 : 1000 = 0,3 A
b) 12 mA = 12 : 1000 = 0,012 A

Soal No. 8
Diberikan sebuah rangkaian listrik arus searah terdiri dari tiga buah lampu, dua buah saklar dan sebuah sumber arus listrik. Manakah lampu-lampu yang menyala jika:
a) saklar 1 tertutup, saklar 2 terbuka
b) saklar 2 tertutup, saklar 1 terbuka
c) saklar 1 tertutup, saklar 2 tertutup
d) saklar 1 terbuka, saklar 2 terbuka



Pembahasan
Arus listrik akan mengalir jika terdapat beban dan rangkaian yang tertutup, sehingga:
a) saklar 1 tertutup, saklar 2 terbuka
lampu 2 dan 3 menyala, lampu 1 mati
b) saklar 2 tertutup, saklar 1 terbuka
semua lampu akan mati
c) saklar 1 tertutup, saklar 2 tertutup
semua lampu menyala
d) saklar 1 terbuka, saklar 2 terbuka
semua lampu mati

Soal No. 9
X dan Y adalah dua buah alat ukur listrik yang berbeda. Manakah posisi pemasangan voltmeter dan amperemeter jika yang diukur adalah tegangan pada lampu 3 dan kuat arus pada lampu 3?



Pembahasan
Voltmeter untuk mengukur tegangan antara dua titik, dalam hal ini adalah tegangan pada lampu 3, voltmeter harus dipasang secara paralel dengan beban yang hendak diukur, posisi yang benar adalah X.
Amperemeter untuk mengukur kuat arus yang mengalir melalui suatu beban dalam hal ini adalah lampu 3, ampermeter harus dipasang secara seri dengan alat yang hendak diukur besar kuat arusnya, so, kabelnya dipotong dulu trus sambungin ke kaki Amperemeter,  posisi yang benar adalah Y.

Soal No. 10
Perhatikan gambar berikut



Tentukan hambatan pengganti antara titik A dan B jika R1, R2 dan R3 berturut-turut besarnya adalah 5 Ω, 10 Ω dan 15 Ω!

Pembahasan
Rangkaian diatas adalah tersusun seri, sehingga hambatan penggantinya adalah:

Rt = R1 + R2 + R3
= 5 + 10 + 15
= 30 Ω

Soal No. 11
Pada rangkaian berikut jika R1 = 9 Ω dan hambatan pengganti antara titik AB adalah 6 Ω tentukan besar hambatan R2 !



Pembahasan
Rangkaian diatas adalah hambatan yang disusun secara paralal. Hambatan total untuk paralel adalah

1/ Rt = 1/R1 + 1/R2
1/ 6 = 1/9 + 1/R2
1/R2 = 1/6 − 1/9
1/R2 = 3/18 − 2/18
1/R2 = 1/18
R2 = 18 Ohm



Soal No. 12
Dari rangkaian hambatan berikut R1 = 10 Ω
R2 = 9 Ω
R3 = 18 Ω
Tentukan hambatan pengganti antara titik A dan B!



Pembahasan
Rangkaian campuran, selesaikan paralel antara R2 dan R3 terlebih dahulu
1/ Rp = 1/R2 + 1/R3
1/ Rp = 1/9 + 1/18
1/ Rp = 2/18 + 1/18
1/ Rp = 3/18
Rp = 18/3 = 6 Ω

Hasil ini kemudian diserikan dengan R1
Rt = 10 + 6 = 16 Ω

13.8.12

Energi kinetis

Energi kinetis atau energi gerak (juga disebut energi kinetik) adalah energi yang dimiliki oleh sebuah benda karena gerakannya.
Energi kinetis sebuah benda didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu.
Energi kinetis sebuah benda sama dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menyatakan kecepatan dan rotasinya, dimulai dari keadaan diam.

Kata sifat kinetik berasal dari bahasa Yunani Kuno, κίνησις (kinesis) yang artinya gerak.
Aturan di dalam mekanika klasik yang menyatakan bahwa E ∝ mv² pertama kali dikembangkan oleh Gottfried Leibniz dan Johann Bernoulli, yang menyatakan bahwa energi kinetik itu adalah gaya yang hidup, vis viva. Willem 's Gravesande dari Belanda melakukan percobaan untuk membuktikan persamaan ini. Dengan menjatuhkan benda dari ketinggian yang berbeda-beda ke dalam blok tanah liat, 's Gravesande menyatakan bahwa kedalaman pada tanah liat berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan. Émilie du Châtelet menyadari implikasi eksperimen ini dan mempublikasikan sebuah penjelasan.

Benda bertranslasi

Dalam mekanika klasik energi kinetik dari sebuah titik objek (objek yang sangat kecil sehingga massanya dapat diasumsikan di sebuah titik), atau juga benda diam, maka digunakan persamaan:
E_k = {1 \over 2}m v^2
Keterangan:
E_k\; energi kinetik translasi
m\; massa benda
v\; kecepatan linier benda
Jika satuan menggunakan sistem SI, maka satuan dari massa adalah kilogram, kecepatan dalam meter per detik, dan satuan energi kinetik dinyatakan dalam joule.
Contoh, energi kinetik dari sebuah benda yang bermassa 80 kilogram bergerak dengan kecepatan 18 meter per detik, maka energi kinetiknya adalah
Ek = (1/2) · 80 · 182 J = 12.96 kiloJoule (kJ)
Karena besaran energi kinetik berbanding lurus dengan kuadrat kecepatannya, maka sebuah objek yang kecepatannya meningkat dua kali lipat, maka benda itu mempunyai energi kinetik 4 kali lipat dari semula. Contohnya adalah, sebuah mobil yang bergerak dengan kecepatan 2 kali dari kecepatan mobil lainnya, maka mobil itu juga membutuhkan jarak 4 kali lebih jauh untuk berhenti, diasumsikan besar gaya pengeremannya konstan.
Energi kinetik yang dimiliki suatu benda memiliki hubungan dengan momentumnya dengan persamaan:
E_k = \frac{p^2}{2m}
keterangan:
p\; adalah momentum
m\; adalah massa benda

Turunan

Usaha yang dilakukan akan mempercepat sebuah partikel selama interval waktu dt, berasal dari perkalian dot antara gaya dan perpindahan:
\mathbf{F} \cdot d \mathbf{x} = \mathbf{F} \cdot \mathbf{v} d t = \frac{d \mathbf{p}}{d t} \cdot \mathbf{v} d t = \mathbf{v} \cdot d \mathbf{p} = \mathbf{v} \cdot d (m \mathbf{v})\,,
dimana kita mengasumsikan hubungan p = m v. (Meskipun begitu, lihat juga turunan relativitas khusus di bawah ini.)
Sesuai dengan perkalian dot maka kita akan mendapatkan:
  d(\mathbf{v} \cdot \mathbf{v}) = (d \mathbf{v}) \cdot \mathbf{v} + \mathbf{v} \cdot (d \mathbf{v}) =  2(\mathbf{v} \cdot d\mathbf{v}).
Selanjutnya (dengan mengandaikan massanya sama), maka persamaannya menjadi:
 \mathbf{v} \cdot d (m \mathbf{v}) = \frac{m}{2} d (\mathbf{v} \cdot \mathbf{v}) = \frac{m}{2} d v^2  = d \left(\frac{m v^2}{2}\right).
Karena ini adalah total diferensial (hanya bergantung pada keadaan terakhir, bukan bagaimana partikel menuju ke situ), maka kita dapat mengintegralkan persamaan itu dan mendapatkan rumus energi kinetik:
 E_k = \int \mathbf{F} \cdot d \mathbf{x} = \int \mathbf{v} \cdot d (m \mathbf{v}) = \int d \left(\frac{m v^2}{2}\right) = \frac{m v^2}{2}.
Persamaan ini menyatakan bahwa energi kinetik (Ek) sama dengan integral perkalian dot antara kecepatan (v) dan perubahan momentum suatu benda (p). Diasumsukan bahwa benda itu mulai bergerak tanpa energi kinetik awal (tidak bergerak/diam).

Benda berotasi

Jika suatu benda diam berputar pada garis-garis yang melalui titik pusat massa benda, maka benda itu memiliki energi kinetik rotasi (E_r\,) yang merupakan penjumlahan dari seluruh energi kinetik yang dihasilkan dari bagian-bagian benda yang bergerak, dan persamaannya:
 E_r = \int \frac{v^2 dm}{2} = \int \frac{(r \omega)^2 dm}{2} = \frac{\omega^2}{2} \int{r^2}dm = \frac{\omega^2}{2} I = \begin{matrix} \frac{1}{2} \end{matrix} I \omega^2
Keterangan:
E_k\; energi kinetik rotasi
I\; momen inersia benda, sama dengan \int{r^2}dm.
\omega\; kecepatan sudut benda

Energi kinetik relativistik pada benda tegar

Pada relativitas khusus, kita harus mengganti rumus untuk momentum linearnya.
Gunakan m untuk massa diam, v dan v untuk kelajuan dan kecepatan objek, dan c untuk kecepatan cahaya pada ruang hampa, kita dapat mengasumsikan untuk momentum linear bahwa momentum: \mathbf{p}=m\gamma \mathbf{v}, dengan \gamma = 1/\sqrt{\frac {1-v^2}{c^2}}.
Dengan teknik integral parsial maka
E_k = \int \mathbf{v} \cdot d \mathbf{p}= \int \mathbf{v} \cdot d (m \gamma \mathbf{v}) = m \gamma \mathbf{v} \cdot \mathbf{v} - \int m \gamma \mathbf{v} \cdot d \mathbf{v} = m \gamma v^2 - \frac{m}{2} \int \gamma d (v^2)
Ingat bahwa \gamma = (\frac {1 - v^2}{c^2})^{-1/2}\!, maka kita mendapat:
\begin{align}
E_k &= m \gamma v^2 - \frac{- m c^2}{2} \int \gamma d (\frac {1 - v^2}{c^2}) \\
    &= m \gamma v^2 + m c^2 (\frac {1 - v^2}{c^2})^{1/2} - E_0
\end{align}
dengan E0 sebagai konstanta integral. Maka:
\begin{align}
E_k &= m \gamma (v^2 + c^2 (1 - v^2/c^2)) - E_0 \\
    &= m \gamma (v^2 + c^2 - v^2) - E_0 \\
    &= m \gamma c^2 - E_0
\end{align}
Konstanta integral E0 ditemukan dalam penelitian, bahwa ketika \mathbf{v }= 0 , \ \gamma = 1\! dan  E_k = 0 \!, sehingga
E_0 = m c^2 \,
sehingga rumusnya menjadi:
E_k = m \gamma c^2 - m c^2 = \frac{m c^2}{\sqrt{1 - v^2/c^2}} - m c^2 = (\gamma - 1) m_0c^2
E_k = (\gamma - 1) m_0c^2
Keterangan:
E_k\; energi kinetik relativistik
\gamma\; konstanta transformasi
m_0\; massa diam benda
c\; kecepatan cahaya
Untuk objek relativistik, besar momentumnya adalah:
 p = \frac{m v}{\sqrt{1 - (v/c)^2}} .